Menjadi orang tua pasti nya bukan hal yang mudah. Semenjak anaknya lahir, orang tua belajar mencukupi kebutuhan fisiknya, mulai dari pakaian, susu, dan segala printilan nya. Kemudian saat balita, orang tua mengajarkan cara makan - minum, cara berjalan, cara berbicara, dan sebagainya. Segala kegiatan yang bentuknya fisik dan motorik.
Kemudian setelah 5 tahun orang tua berlomba-lomba memasukan anaknya ke bangku pendidikan. Bahkan mungkin lebih muda lagi. Senin sampai jum'at, bahkan terkadang sabtu. Dari pagi hari sampai sore, dengan segala les ini itu, bimbel sana sini, privat ini itu. Tujuannya apa? Sebagian berpendapat agar mereka nantinya mendapat kehidupan yang lebih baik "sukses", dihormati orang lain, dsb. Betul, defenisi itu tidak salah. Mungkin itu salah satu tujuan pendidikan. Tapi banyak kah orang tua yang mengajarkan nilai-nilai ruhani yang dipadukan dengan pendidikan, agar bukan hanya tujuan diatas saja yang di dapat? Hidup hanya sekali kan, kalau tujuannya cuma buat pribadi kita "kaya" berkecukupan secara materi, apa nabi kita Muhammad SAW mengajarkan kita mencari uang sebanyak-banyaknya, bahkan Utsman bin Affan adalah salah satu saudagar kaya di zaman nya. Apakah hidupnya dijamin?
Saya sendiri bukan dilahirkan dari ayah seorang diplomat, yang dilahirkan dengan pendidikan, wawasan dan pengalaman yang baik. Meskipun begitu saya yakin, dari hati nya yang terdalam beliau sangat mendoakan saya. Begitu juga ibu saya, seorang sarjana pendidikan yang ditempatkan di SMP negeri dekat rumah. Apapun nilai-nilai positif yang mereka tanamkan, saya berusaha bersyukur dan pertahankan adapun kekurangan dari mereka, saya berusaha untuk belajar dan perbaiki, untuk kehidupan keturunan dan generasi yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Tidak semua orang dilahirkan dari orang tua yg berprofesi ustadz atau ustadzah, atau guru agama atau yang faham agama. Bahkan kita tidak bisa memilih dilahirkan dari orang tua yang beragama apa. Atau berharap dari orang tua kita membimbing segala hal. Tidak bisa. Tapi, bersyukurlah kalian yang memiliki orang tua yang faham ilmu agama untuk bekal akhirat, yang menjadikan agama sebagai "makanan" ruhani, yang mengajarkan the real ultimate goal. Besyukurlah kalian yang memiliki orang tua yang bisa membimbing step by step akademik kalian, bisa membimbing where's your pashion? Membimbing kalian untuk bisa mengapai cita-cita. Untuk kalian yang memiliki orang tua yang berpendidikan dan faham agama. Bersyukurlah.
Tapi, buat kalian yang tidak seberuntung mereka diatas, bersyukurlah. Bersyukurlah karena mungkin kalian masih tertatih tatih menyuapi ruhani kalian. Tertatih-tatih mencari defenisi tujuan hidup dan mengenal Sang Khalik. Atau mungkin buat kalian yang saat ini sedang jatuh bangun di dunia pendidikan dan pekerjaan. Bersemangat lah. Jika kalian tidak seberuntung mereka-mereka di atas. Tugas kalian sekarang adalah belajar lah sekuat tenaga. Cuma itu satu-satunya cara kan. Bekali ilmu dunia kalian dengan akhirat. Kenapa saya katakan begitu? Sering gak sih denger "mereka-mereka" yang penghasilannya besar, hati nya masih saja kekurangan, ingin hati lebih kaya lagi, lagi dan lagi. Di kampung saya guru ngaji yang gajinya tidak seberapa, bahkan lebih gede gaji les privat saya waktu zaman kuliah, hidup mereka adem-ayem. Berasa berapa saja yang Allah berikan rezeki berkah. Emang ada sih yang penghasilannya gede, tapi bersyukur banget... Nah ini nih, yang disebut pencilan. Semoga oneday saya ditemuin Allah sama orang seperti ini.
So, untuk kalian yang sudah sadar pentingnya agama dan pendidikan untuk dunia dan akhirat kalian. Anak-anak kita berhak dilahirkan dari ayah yang bijaksana, dari ibu yang pintar. Dari orang tua yang bisa membimbing secara rohani dan spiritual. So winda, time is yours!
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan Orang-orang yang berilmu pengetahuan”.(QS. 16:125)
Bumi Allah, 4 April 2016
Stay survive!
Winda Andarina Adnan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar