Kamis, 28 April 2016

MULAILAH SEKARANG

Tadi pagi saya membaca salah satu tulisan Alm. KH. Ali Mustafa Yaqub. Beliau menuliskan ada ibadah untuk diri sendiri dan ibadah untuk orang lain. Ibadah untuk diri sendiri itu misalnya haji dan umrah. Manfaatnya tentu dirasakan oleh diri sendiri. Sedangkan ibadah untuk orang lain semisal sedekah, membantu orang yang kesusahan, melihat orang sakit dan sbgnya. Keduanya bernilai ibadah. Tapi Rasulullah Muhammad SAW lebih mendahulukan ibadah yang bermanfaat untuk orang lain dari pada ibadah untuk diri sendiri. Tentu saja diluar konteks ibadah wajib kita misalnya sholat. Nabi Allah sebagai role model dan uswatun kita saja memcontohkan terlebih dahulu ibadah yang bermanfaat untuk orang lain. Semisal menampung "mahasiswa" yang mau belajar dengan beliau, memberi makan dan tempat tinggal. Dan ibadah haji pun dijadikan sebagai ibadah perpisahan untuk melengkapi ibadah lainnya. Seorang nabi saja yang jelas-jelas tinggal di Makkah hanya sekali berhaji, dan 3 kali berumrah itupun salah satu umrahnya digabung dengan haji.
Sambil browsing santai saya menemukan artikel bagus ditulis Fadh Fahfidie, intinya beliau menuliskan "Berusahalah menjadi orang sukses kalau perlu orang kaya di dunia. Untuk apa? Kesempatan berbagimu hanya di dunia, kawan. Diakhirat tidak ada istilah berbagi. Karena hanya Rasulullah SAW yang hanya mampu membagi syafaat. Kesempatanmu hanya di dunia kawan, maka gunakan sebaik-baiknya. Raih yang terbaik yang mampu engkau genggam. Mintalah pada Allah yang Maha Kaya agar engkau dikayakan. Agar Apa? Agar tak ada lagi orang yang mampu mengaturmu hidupmu di dunia kecuali Allah. Agar tak tak ada yang perlu engkau takuti kecuali murka Allah dan murka orang tua. Agar tak ada yang berani melarangmu untuk taat kepada Allah. Agar engkau bisa menolong saudara-saudara muslim mu yang saat ini kesedang kelaparan, membantu mereka yang saat ini sedang menggadaikan agamanya demi dapur tetap ngebul. Agar engkau bisa menyelamatkan anak-anak generasi islam yang saat ini sedang berjuang hidup ketakutan ditengah peperangan. Agar engkau bisa menyelamatkan generasi islam dari kapitalisme dan gaya hidup hedonisme yang di pamer di TV ataupun sosial media. Agar engkau mampu memberi tempat nya baik untuk sekolah agama "ngaji" yang baik dan layak untuk anak yatim piatu dan anak-anak muslim lainnya. Mulai saat ini rubahlah planning hidupmu, kawan. Kita harus sukses di dunia dan akhirat. Bukan saja sukses di akhirat. Tapi sukses di dunia dan akhirat.
Subhallah.. Apa yang dituliskan diatas. Uang itu hanya selembar kertas. Hanya alat. Tapi dia bisa merubah menjadi sesuatu yang baik bahkan sangat baik dan buruk. Masih tidak ingin menjadi muslim yang kaya? Apa engkau mau di atur oleh kaum kapitalis? Kenapa engkau harus diatur mereka, kenapa tidak kau saja yang mengatur mereka?

# teruslah berjuang bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.
#mereka yang namanya masi terdengar sampai sekarang, bukalah mereka yang memendam apa yang mereka miliki untuk diri sendiri, tapi berbagi kebanyak orang.
#kita tidak pernah tau pintu kebaikan mana yang mempermudah jalan kita.
#ketika kita berbuat baik kepada orang lain, indeed kita berbuat baik kepada diri sendiri.


Stay survive
Hamasah.
Bumi Allah, Jumat, 29 April 2016
Winda Andarina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar