Tadi pagi saya membaca salah satu tulisan Alm. KH. Ali Mustafa Yaqub. Beliau menuliskan ada ibadah untuk diri sendiri dan ibadah untuk orang lain. Ibadah untuk diri sendiri itu misalnya haji dan umrah. Manfaatnya tentu dirasakan oleh diri sendiri. Sedangkan ibadah untuk orang lain semisal sedekah, membantu orang yang kesusahan, melihat orang sakit dan sbgnya. Keduanya bernilai ibadah. Tapi Rasulullah Muhammad SAW lebih mendahulukan ibadah yang bermanfaat untuk orang lain dari pada ibadah untuk diri sendiri. Tentu saja diluar konteks ibadah wajib kita misalnya sholat. Nabi Allah sebagai role model dan uswatun kita saja memcontohkan terlebih dahulu ibadah yang bermanfaat untuk orang lain. Semisal menampung "mahasiswa" yang mau belajar dengan beliau, memberi makan dan tempat tinggal. Dan ibadah haji pun dijadikan sebagai ibadah perpisahan untuk melengkapi ibadah lainnya. Seorang nabi saja yang jelas-jelas tinggal di Makkah hanya sekali berhaji, dan 3 kali berumrah itupun salah satu umrahnya digabung dengan haji.
Sambil browsing santai saya menemukan artikel bagus ditulis Fadh Fahfidie, intinya beliau menuliskan "Berusahalah menjadi orang sukses kalau perlu orang kaya di dunia. Untuk apa? Kesempatan berbagimu hanya di dunia, kawan. Diakhirat tidak ada istilah berbagi. Karena hanya Rasulullah SAW yang hanya mampu membagi syafaat. Kesempatanmu hanya di dunia kawan, maka gunakan sebaik-baiknya. Raih yang terbaik yang mampu engkau genggam. Mintalah pada Allah yang Maha Kaya agar engkau dikayakan. Agar Apa? Agar tak ada lagi orang yang mampu mengaturmu hidupmu di dunia kecuali Allah. Agar tak tak ada yang perlu engkau takuti kecuali murka Allah dan murka orang tua. Agar tak ada yang berani melarangmu untuk taat kepada Allah. Agar engkau bisa menolong saudara-saudara muslim mu yang saat ini kesedang kelaparan, membantu mereka yang saat ini sedang menggadaikan agamanya demi dapur tetap ngebul. Agar engkau bisa menyelamatkan anak-anak generasi islam yang saat ini sedang berjuang hidup ketakutan ditengah peperangan. Agar engkau bisa menyelamatkan generasi islam dari kapitalisme dan gaya hidup hedonisme yang di pamer di TV ataupun sosial media. Agar engkau mampu memberi tempat nya baik untuk sekolah agama "ngaji" yang baik dan layak untuk anak yatim piatu dan anak-anak muslim lainnya. Mulai saat ini rubahlah planning hidupmu, kawan. Kita harus sukses di dunia dan akhirat. Bukan saja sukses di akhirat. Tapi sukses di dunia dan akhirat.
Subhallah.. Apa yang dituliskan diatas. Uang itu hanya selembar kertas. Hanya alat. Tapi dia bisa merubah menjadi sesuatu yang baik bahkan sangat baik dan buruk. Masih tidak ingin menjadi muslim yang kaya? Apa engkau mau di atur oleh kaum kapitalis? Kenapa engkau harus diatur mereka, kenapa tidak kau saja yang mengatur mereka?
# teruslah berjuang bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.
#mereka yang namanya masi terdengar sampai sekarang, bukalah mereka yang memendam apa yang mereka miliki untuk diri sendiri, tapi berbagi kebanyak orang.
#kita tidak pernah tau pintu kebaikan mana yang mempermudah jalan kita.
#ketika kita berbuat baik kepada orang lain, indeed kita berbuat baik kepada diri sendiri.
Stay survive
Hamasah.
Bumi Allah, Jumat, 29 April 2016
Winda Andarina
Kamis, 28 April 2016
Kamis, 21 April 2016
WHEN I KNOW MY SELF, HE KNOWS ME MORE
Ketika diakhir keputusan lulus atau ngak. He knows me more. Bilapun lulus mungkin rezeki keluarga besar, bila pun tidak, Allah knows me more. Allah tau yang terbaik buat saya. Allah tau yang terbaik untuk masa depan saya.
Bila pun tidak lulus tak perlu bersedih, kawan. sekedarnya saya. Bumi Allah terhempar luas, setiap penjuru dunia adalah rezeki yang bertebar. Jadi kenapa musti takut, kalau kau punya Allah yang maha kaya "Kayfa akhofu minal faqr, wa ana abd Al-Ghaniy". Apa yang musti dikhawatirkan? Kalau engkau punya Allah yang maha kaya.
Berjalan saja, bila jatuh bangun lagi berjalan kembali, begitu seterusnya hingga Allah Azza Wa Jalla memanggil saatnya untuk kembali.
Kita manusia selalu siap ketika berita baik datang, tapi tak siap jika berita buruk datang. Padahal baik dan buruk datangnya dari Allah. Yang kita rasa baik sejati nya belum tentu baik, yang kita rasa buruk belum tentu seutuhnya buruk. Bilalah permintaan kita di kabulkan Allah, hati pastilah gembira, tapi jikalau tidak, berusahalah lebih bahagia. Seperti Ali bin Abi Thalib yang mengatakan akan bahagia 7x lipat, karena itu adalah permintaan Allah bukanlah permintaanku.
#Tetaplah semangat winda, tetaplah yakin kepada Sang Illahi, bahwa jika permintaaanmu tak terkabulkan, Allah pasti mengantinya dengan apa-apa yang jauh lebih baik dari yang kau minta.
#Tetaplah yakin bahwa Allah tak akan mengecewakanmu
#Tetaplah berusaha menunjukkan potensimu, tetaplah berusaha, tetaplah yakin. Bahwa semua takdirmu sudah Allah tulis 50.000 tahun yang lalu, yang saat ini ada di lauhul mahfudz. Jadi untuk apa kau khawatir? Jika takdirmu sudah jauh terencana.
Bumi Allah 22 April 2016
Hamasah.
Winda Andarina.
Rabu, 20 April 2016
When i writing to explode my emotion was my own way
Ah ntah semenjak kapan aku mulai gemar menulis. Sedih, kesal, bahagia, penyesalan, kecewa, bahkan evaluasi semua tertuang manis di buku ajaib itu. Buku ajaib namanya, buku melepas hormon kortisol. When cortisol became endorphine. Ah anggap saja ini terapi relaksasi murah meriah.
Tapi, buat kalian yang stress atau tertekan, mulailah menulis. Tuangkan emosi, curahkan pada buku ajaibmu dan Allah Azza Wa Jalla. Karena buku dan TuhanMu tidak akan menolak semua keluh kesahmu, tangismu, rengekanmu, rasa bahagiamu, sedihmu, kecewamu, marahmu, pasrahmu, berharapmu. Mungkin oranglain muak mendengar keluh kesahmu, tapi Tuhanmu dan buku ajaibmu tidak.
Saat ini aku berfikir how to finding my biggest support system.. Berharap Allah menemukanku dengan orang yang bisa menjadi insiator goal-goal dunia akhirat. Yang berjalan berdampingan, senang susah', berkomitmen saat lapang dan sempit, bertanggung jawab kala terjepit dan lapang. Yang mendoakan pagi siang malam, yang menuntun dari gelap keterang. O Allah please guide me. Lebih baik engkau jaga saja hatiku ini, dari pada harus jatuh pada orang yang salah. Lebih baik aku merindu mu setengah mati, dari pada aku harus merindu orang yang salah.
Bumi Allah, 20 april 2016
When i seen succses women their have good principium.
Always do your best and trust Him.
Stay survive!
Winda Andarina
Tapi, buat kalian yang stress atau tertekan, mulailah menulis. Tuangkan emosi, curahkan pada buku ajaibmu dan Allah Azza Wa Jalla. Karena buku dan TuhanMu tidak akan menolak semua keluh kesahmu, tangismu, rengekanmu, rasa bahagiamu, sedihmu, kecewamu, marahmu, pasrahmu, berharapmu. Mungkin oranglain muak mendengar keluh kesahmu, tapi Tuhanmu dan buku ajaibmu tidak.
Saat ini aku berfikir how to finding my biggest support system.. Berharap Allah menemukanku dengan orang yang bisa menjadi insiator goal-goal dunia akhirat. Yang berjalan berdampingan, senang susah', berkomitmen saat lapang dan sempit, bertanggung jawab kala terjepit dan lapang. Yang mendoakan pagi siang malam, yang menuntun dari gelap keterang. O Allah please guide me. Lebih baik engkau jaga saja hatiku ini, dari pada harus jatuh pada orang yang salah. Lebih baik aku merindu mu setengah mati, dari pada aku harus merindu orang yang salah.
Bumi Allah, 20 april 2016
When i seen succses women their have good principium.
Always do your best and trust Him.
Stay survive!
Winda Andarina
Sabtu, 09 April 2016
Cerita yang di torehkan Allah pastilah happy ending. Jika tidak maka cerita belum berakhir.
Saya termasuk orang yang meyakini prinsip ini. Cerita yang dibuat Allah Azza Wa Jalla insya Allah berakhir happy ending, jika tidak happy ending mungkin cerita anda belum berakhir. Imani dan yakini saja. Tak perduli seberapa berat prosesnya sekarang, nikmati saja. Semuanya insya Allah berakhir bahagia.
And Allah is the best planner. Never give up making dua to allah. It may not happen now, it may not happen tommorow or next month. But it will be happen, when Allah knows the best for you.
Kalau bukan perusahaan itu rezeki saya, insya allah nanti ada perusahaan terbaik untuk saya. Jika bukan hari ini mungkin esok.
Bumi Allah, 10 April 2016
Winda Andarina
And Allah is the best planner. Never give up making dua to allah. It may not happen now, it may not happen tommorow or next month. But it will be happen, when Allah knows the best for you.
Kalau bukan perusahaan itu rezeki saya, insya allah nanti ada perusahaan terbaik untuk saya. Jika bukan hari ini mungkin esok.
Bumi Allah, 10 April 2016
Winda Andarina
Senin, 04 April 2016
BERSYUKUR dan BELAJAR
Setiap manusia tentunya dilahirkan dari seorang ibu dan ayah. Didunia ini hanya Nabi Isa A.S saja dilahirkan tanpa ayah, dan Nabi Adam A.S juga lah yang dilahirkan tanpa seorang ibu. Tak perduli apa latar belakang orang tua kita, warna kulitnya, pendidikannya, pekerjaannya, bahkan agamanya sekalipun kita tidak bisa memilihkan. Memilih untuk dilahirkan dari orang tua yang sesuai dengan harapan kita? Tugas kita hanya bersyukur. Mungkin jika kita bandingkan dengan orang tua temen-temen kita, mereka jauh dari itu. Tapi bersyukurlah, bersyukurlah atas segala kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki. Bersyukurlah bahwa kondisi kita mungkin lebih baik dari pada orang lain. Bersyukur dan belajarlah untuk bisa menghasilkan generasi Islam yang lebih berkualitas kedepannya.
Menjadi orang tua pasti nya bukan hal yang mudah. Semenjak anaknya lahir, orang tua belajar mencukupi kebutuhan fisiknya, mulai dari pakaian, susu, dan segala printilan nya. Kemudian saat balita, orang tua mengajarkan cara makan - minum, cara berjalan, cara berbicara, dan sebagainya. Segala kegiatan yang bentuknya fisik dan motorik.
Kemudian setelah 5 tahun orang tua berlomba-lomba memasukan anaknya ke bangku pendidikan. Bahkan mungkin lebih muda lagi. Senin sampai jum'at, bahkan terkadang sabtu. Dari pagi hari sampai sore, dengan segala les ini itu, bimbel sana sini, privat ini itu. Tujuannya apa? Sebagian berpendapat agar mereka nantinya mendapat kehidupan yang lebih baik "sukses", dihormati orang lain, dsb. Betul, defenisi itu tidak salah. Mungkin itu salah satu tujuan pendidikan. Tapi banyak kah orang tua yang mengajarkan nilai-nilai ruhani yang dipadukan dengan pendidikan, agar bukan hanya tujuan diatas saja yang di dapat? Hidup hanya sekali kan, kalau tujuannya cuma buat pribadi kita "kaya" berkecukupan secara materi, apa nabi kita Muhammad SAW mengajarkan kita mencari uang sebanyak-banyaknya, bahkan Utsman bin Affan adalah salah satu saudagar kaya di zaman nya. Apakah hidupnya dijamin?
Saya sendiri bukan dilahirkan dari ayah seorang diplomat, yang dilahirkan dengan pendidikan, wawasan dan pengalaman yang baik. Meskipun begitu saya yakin, dari hati nya yang terdalam beliau sangat mendoakan saya. Begitu juga ibu saya, seorang sarjana pendidikan yang ditempatkan di SMP negeri dekat rumah. Apapun nilai-nilai positif yang mereka tanamkan, saya berusaha bersyukur dan pertahankan adapun kekurangan dari mereka, saya berusaha untuk belajar dan perbaiki, untuk kehidupan keturunan dan generasi yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Tidak semua orang dilahirkan dari orang tua yg berprofesi ustadz atau ustadzah, atau guru agama atau yang faham agama. Bahkan kita tidak bisa memilih dilahirkan dari orang tua yang beragama apa. Atau berharap dari orang tua kita membimbing segala hal. Tidak bisa. Tapi, bersyukurlah kalian yang memiliki orang tua yang faham ilmu agama untuk bekal akhirat, yang menjadikan agama sebagai "makanan" ruhani, yang mengajarkan the real ultimate goal. Besyukurlah kalian yang memiliki orang tua yang bisa membimbing step by step akademik kalian, bisa membimbing where's your pashion? Membimbing kalian untuk bisa mengapai cita-cita. Untuk kalian yang memiliki orang tua yang berpendidikan dan faham agama. Bersyukurlah.
Tapi, buat kalian yang tidak seberuntung mereka diatas, bersyukurlah. Bersyukurlah karena mungkin kalian masih tertatih tatih menyuapi ruhani kalian. Tertatih-tatih mencari defenisi tujuan hidup dan mengenal Sang Khalik. Atau mungkin buat kalian yang saat ini sedang jatuh bangun di dunia pendidikan dan pekerjaan. Bersemangat lah. Jika kalian tidak seberuntung mereka-mereka di atas. Tugas kalian sekarang adalah belajar lah sekuat tenaga. Cuma itu satu-satunya cara kan. Bekali ilmu dunia kalian dengan akhirat. Kenapa saya katakan begitu? Sering gak sih denger "mereka-mereka" yang penghasilannya besar, hati nya masih saja kekurangan, ingin hati lebih kaya lagi, lagi dan lagi. Di kampung saya guru ngaji yang gajinya tidak seberapa, bahkan lebih gede gaji les privat saya waktu zaman kuliah, hidup mereka adem-ayem. Berasa berapa saja yang Allah berikan rezeki berkah. Emang ada sih yang penghasilannya gede, tapi bersyukur banget... Nah ini nih, yang disebut pencilan. Semoga oneday saya ditemuin Allah sama orang seperti ini.
So, untuk kalian yang sudah sadar pentingnya agama dan pendidikan untuk dunia dan akhirat kalian. Anak-anak kita berhak dilahirkan dari ayah yang bijaksana, dari ibu yang pintar. Dari orang tua yang bisa membimbing secara rohani dan spiritual. So winda, time is yours!
Menjadi orang tua pasti nya bukan hal yang mudah. Semenjak anaknya lahir, orang tua belajar mencukupi kebutuhan fisiknya, mulai dari pakaian, susu, dan segala printilan nya. Kemudian saat balita, orang tua mengajarkan cara makan - minum, cara berjalan, cara berbicara, dan sebagainya. Segala kegiatan yang bentuknya fisik dan motorik.
Kemudian setelah 5 tahun orang tua berlomba-lomba memasukan anaknya ke bangku pendidikan. Bahkan mungkin lebih muda lagi. Senin sampai jum'at, bahkan terkadang sabtu. Dari pagi hari sampai sore, dengan segala les ini itu, bimbel sana sini, privat ini itu. Tujuannya apa? Sebagian berpendapat agar mereka nantinya mendapat kehidupan yang lebih baik "sukses", dihormati orang lain, dsb. Betul, defenisi itu tidak salah. Mungkin itu salah satu tujuan pendidikan. Tapi banyak kah orang tua yang mengajarkan nilai-nilai ruhani yang dipadukan dengan pendidikan, agar bukan hanya tujuan diatas saja yang di dapat? Hidup hanya sekali kan, kalau tujuannya cuma buat pribadi kita "kaya" berkecukupan secara materi, apa nabi kita Muhammad SAW mengajarkan kita mencari uang sebanyak-banyaknya, bahkan Utsman bin Affan adalah salah satu saudagar kaya di zaman nya. Apakah hidupnya dijamin?
Saya sendiri bukan dilahirkan dari ayah seorang diplomat, yang dilahirkan dengan pendidikan, wawasan dan pengalaman yang baik. Meskipun begitu saya yakin, dari hati nya yang terdalam beliau sangat mendoakan saya. Begitu juga ibu saya, seorang sarjana pendidikan yang ditempatkan di SMP negeri dekat rumah. Apapun nilai-nilai positif yang mereka tanamkan, saya berusaha bersyukur dan pertahankan adapun kekurangan dari mereka, saya berusaha untuk belajar dan perbaiki, untuk kehidupan keturunan dan generasi yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Tidak semua orang dilahirkan dari orang tua yg berprofesi ustadz atau ustadzah, atau guru agama atau yang faham agama. Bahkan kita tidak bisa memilih dilahirkan dari orang tua yang beragama apa. Atau berharap dari orang tua kita membimbing segala hal. Tidak bisa. Tapi, bersyukurlah kalian yang memiliki orang tua yang faham ilmu agama untuk bekal akhirat, yang menjadikan agama sebagai "makanan" ruhani, yang mengajarkan the real ultimate goal. Besyukurlah kalian yang memiliki orang tua yang bisa membimbing step by step akademik kalian, bisa membimbing where's your pashion? Membimbing kalian untuk bisa mengapai cita-cita. Untuk kalian yang memiliki orang tua yang berpendidikan dan faham agama. Bersyukurlah.
Tapi, buat kalian yang tidak seberuntung mereka diatas, bersyukurlah. Bersyukurlah karena mungkin kalian masih tertatih tatih menyuapi ruhani kalian. Tertatih-tatih mencari defenisi tujuan hidup dan mengenal Sang Khalik. Atau mungkin buat kalian yang saat ini sedang jatuh bangun di dunia pendidikan dan pekerjaan. Bersemangat lah. Jika kalian tidak seberuntung mereka-mereka di atas. Tugas kalian sekarang adalah belajar lah sekuat tenaga. Cuma itu satu-satunya cara kan. Bekali ilmu dunia kalian dengan akhirat. Kenapa saya katakan begitu? Sering gak sih denger "mereka-mereka" yang penghasilannya besar, hati nya masih saja kekurangan, ingin hati lebih kaya lagi, lagi dan lagi. Di kampung saya guru ngaji yang gajinya tidak seberapa, bahkan lebih gede gaji les privat saya waktu zaman kuliah, hidup mereka adem-ayem. Berasa berapa saja yang Allah berikan rezeki berkah. Emang ada sih yang penghasilannya gede, tapi bersyukur banget... Nah ini nih, yang disebut pencilan. Semoga oneday saya ditemuin Allah sama orang seperti ini.
So, untuk kalian yang sudah sadar pentingnya agama dan pendidikan untuk dunia dan akhirat kalian. Anak-anak kita berhak dilahirkan dari ayah yang bijaksana, dari ibu yang pintar. Dari orang tua yang bisa membimbing secara rohani dan spiritual. So winda, time is yours!
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan Orang-orang yang berilmu pengetahuan”.(QS. 16:125)
Bumi Allah, 4 April 2016
Stay survive!
Winda Andarina Adnan
Langganan:
Postingan (Atom)